Cerita Sejarah Candi Borobudur – Candi borobudur merupakan kawasan candi terbesar di indonesia yang di bangun pada abad ke-9 sm. Candi ini di bangun sebelum masehi, dan juga tempat ini merupakan salah satu peninggalan agama hindu di jawa. Di lansir dari laman gilessociety.
Selain itu juga candi borobudur merupakan tempat yang bersejarah di indonesia yang paling sering di kunjungin para wisatawan. Para pelancong yang mengunjungi nya pun berbagai dari juru negara. Selain itu juga candi ini memiliki beberapa cerita sejarah sebagai berikut.
Berikut salah satu dari beberapa cerita sejarah yang berada di daerah jawa mengenai candi borobudur sebagai berikut.
Kapan Dan Bagaimana Pembangunan Candi borobudur
Candi Borobudur di perkirakan di bangun sekitar Abad ke-8 dan ke-9 Masehi di era Dinasti Syailendra yang merupakan penganut agama Buddha Mahayana.
Menurut sejarawan Peter Carey, Candi Borobudur pada masa itu menjadi monumen agama, sebagai tempat kontemplasi yang juga menggambarkan perjalanan sang Buddha, sekaligus menjadi simbol hubungan antara raja dan rakyatnya. Daftar CQ9 Slot
Sampai saat ini, belum di temukan sumber-sumber tertulis yang menyebutkan secara pasti kapan Candi Borobudur di bangun serta berapa lama proses pembangunannya. Oleh sebab itu, usia Candi Borobudur tidak dapat di tentukan secara pasti.
Di tinggalkan usai letusan dahsyat Gunung Merapi
Di kutip dari kajian Balai Konservasi Borobudur, Candi Borobudur kemungkinan sudah tidak terpelihara sejak abad ke-10 Masehi, ketika pusat kegiatan berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur akibat terjadi letusan gunung Merapi yang dahsyat pada tahun 1006.
Berbagai literatur menyebut bahwa candi ini baru di ketahui kembali keberadaannya oleh Thomas Stamford Raffles pada 1814, yang saat itu menjabat sebagai gubernur jenderal di Jawa, pada masa kependudukan Inggris.
Cerita Sejarah Candi Borobudur
Sejarawan Peter Carey: Bukan Raffles yang menemukan kembali Candi Borobudur
Akan tetapi, sejarawan Peter Carey memiliki pandangan berbeda terkait siapa yang pertama kali menemukan kembali Candi Borobudur setelah berabad-abad monumen suci umat Buddha itu tidak di ketahui keberadaannya.
Menurut Carey, keberadaan Candi Borobudur telah di ketahui oleh VOC pada abad ke-17 melalui seorang insinyur militer VOC asal Prussia bernama Carl Friedrich Reimer.
Pada penghujung 1780-an, Reimer di tugaskan untuk mensurvei seluruh benteng. VOC di Nusantara dan menemukan bahwa ada candi di lokasi Borobudur berada. Temuan itu dia tampilkan pada peta yang di buatnya.
Restorasi perdana
Kondisi Borobudur usai terbitnya monografi Leemans tidak membaik, justru terancam runtuh. Situasi ini memunculkan usulan untuk menyelamatkannya.
Pada 1882, muncul usulan untuk menghancurkan candi tersebut dan memindahkan seluruh reliefnya ke museum. Tetapi pemerintah Hindia-Belanda saat itu menugaskan Roeneveld meneliti kondisi Candi Borobudur. Hasilnya ternyata menunjukkan bahwa kondisinya tidak seburuk yang di bayangkan.
Setelah itu, Ketua Masyarakat Arkeologi di Yogyakarta, JW Yzerman, menemukan bagian kaki candi dengan ukiran relief. Temuan itu memicu munculnya kesadaran bahwa di perlukan langkah nyata untuk melindungi Candi Borobudur.